Sabtu, 04 Juli 2020

Minuman Berenergi Aman Tidak Berbahaya

Minuman berenergi aman tidak berbahaya asalkan kandungan kafein dalam minuman penambah energi tersebut tidak lebih dari 50 mg (sesuai dengan ketentuan BPOM), sebab jumlah ini yang diyakini selaku ambang batas normal. Bila angka lebih dari itu masih dikonsumsi dalam jangka panjang, dikhawatirkan akan berubah menjadi penyakit-penyakit mirip darah tinggi, ginjal, penyakit gula hingga penyakit jantung dan stroke juga risiko keguguran untuk wanita hamil.


minuman energi


Pengaruh negative dari konsumsi minuman berenergi secara biasa berasal dari komposisi kafeinnya. Telah diketahui bersama bahwa kafein memiliki dampak buruk mirip diuresis (penambahan volume urin yang dibuat dan jumlah (kehilangan) zat-zat terlarut dan air) dan natriuresis. Konsumsi kafein yang berlebih juga dapat menurunkan sensitivitas insulin dan meningkatkan rata-rata tekanan darah arteri. Dalam penelitian lebih lanjut, juga telah didapatkan fakta bahwa konsumsi kafein memiliki hubungan dengan nyeri kepala kronik, utamanya pada perempuan muda berusia kurang dari 40 tahun . Pada tingkat konsumsi kronis ditemukan pula tanda-tanda system saraf sentra, kardiovaskular, gastrointestinal dan disfungsi renal. Kafein yang mempunyai waktu paruh selama 6 jam juga dapat menghipnotis mutu tidur seseorang. Pada ketika berolahraga, Energy Drink juga mungkin menyebabkan kekurangan cairan tubuh badan balasan imbas diuretic yang ditimbulkan oleh kafein.


Komposisi Taurin dalam minuman berenergi juga potensial menjadikan dampak negatif bagi tubuh. Secara alami asam-asam amino seperti taurin yang banyak terdapat pada empedu sapi. Namun demikian secara komersial, asam amino tersebut ketika ini jarang yang diekstrak dari organ hewan. Di samping harganya yang lebih mahal, proses ekstraksi ini juga tidak praktis, serta kontinuitas bahan baku yang sukar dipertahankan. Para produsen asam amino dikala ini lebih melirik pada proses fermentasi dan reaksi kimiawi dari materi-materi sintetis. Kalaupun harus diperoleh dari ekstraksi, biasanya diambil dari bahan-materi yang tidak sukar ditemukan, mirip bulu unggas, rambut insan dan juga biji jagung. Dari segi kehalalan, asam amino yang dihasilkan dari reaksi kimia sintetis bekerjsama lebih kondusif, karena tidak melibatkan materi yang kritis. Namun reaksi asam besar lengan berkuasa dan bahan-materi kimia tersebut disangka memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan, terutama jika dipakai dalam takaran yang berlebihan. Sedangkan proses fermentasi untuk menciptakan asam amino tersebut memiliki kekritisan dalam penggunaan media fermentasi.



Sumber uy.com


EmoticonEmoticon